Banjir Bandang Sibolga dan Tapteng: Warga Bertahan di Atap Seng dan Pohon, Evakuasi Darurat

Table of Contents

 Tayang: Jumat, 28 November 2025 20:23 WIB  Baca tanpa iklan






Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, dilanda banjir bandang yang parah akibat hujan deras yang mengguyur wilayah ini secara berkelanjutan. Puluhan rumah, jalan utama, dan fasilitas publik terendam air setinggi 30–50 cm. Kondisi ini membuat ribuan warga terdampak dan tidak bisa meninggalkan rumah mereka. Banjir bandang di Sumatera Utara menjadi perhatian nasional karena skala kerusakannya yang besar dan jumlah warga yang terdampak cukup signifikan. Banyak pemukiman warga yang berada di daerah dataran rendah dan bantaran sungai langsung terendam, menyebabkan warga harus mencari tempat aman di tengah arus banjir yang deras.



Air banjir merendam rumah hingga setinggi atap seng, memaksa puluhan warga naik ke atas rumah paling tinggi, bahkan ada yang menyelamatkan diri di atas pohon untuk menghindari arus deras. Banyak warga tidak bisa mengakses makanan dan minuman, bahkan ada yang bertahan hingga 24 jam tanpa menyentuh makanan karena kondisi darurat yang sangat parah. Kejadian ini menunjukkan bagaimana warga harus beradaptasi dalam keadaan ekstrem untuk menyelamatkan diri, sementara arus banjir terus menghantam lingkungan pemukiman mereka.



Fasilitas publik di Sibolga ikut terdampak, termasuk Pengadilan Negeri Sibolga yang ikut terendam banjir. Listrik padam total dan jaringan telekomunikasi sempat terputus, memperparah kesulitan komunikasi antara warga dan pihak berwenang. Akses ke layanan kesehatan dan pasar juga terganggu, sehingga warga yang terdampak mengalami kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar. Keadaan ini membuat koordinasi evakuasi dan distribusi bantuan menjadi sangat menantang bagi tim SAR dan relawan.



Secara keseluruhan, bencana ini menyebar di enam kabupaten/kota di Sumatera Utara, termasuk Sibolga, Tapteng, dan beberapa wilayah sekitarnya. Ribuan kepala keluarga terdampak, dengan rumah, jalan, dan infrastruktur publik yang rusak parah. Beberapa jembatan dan akses transportasi utama juga terputus, sehingga mobilisasi bantuan logistik harus dilakukan melalui jalur darat yang aman dan jalur alternatif. Dampak ekonomi lokal juga dirasakan karena banyak toko, pasar, dan usaha kecil terendam air, mengakibatkan kerugian materiil yang signifikan.



Tim SAR, Polres Sibolga, dan relawan bekerja siang dan malam untuk melakukan evakuasi warga, membersihkan puing-puing, dan membuka akses jalan yang terputus. Pemerintah daerah menyiapkan pusat pengungsian, tenda darurat, serta bantuan logistik berupa makanan, air bersih, dan pakaian bagi warga terdampak. Koordinasi antara aparat keamanan, relawan, dan masyarakat lokal menjadi kunci untuk memastikan semua warga terdampak mendapatkan bantuan secepat mungkin.



Peringatan dikeluarkan bagi masyarakat di wilayah rawan agar tetap waspada terhadap hujan ekstrem dan potensi banjir susulan. Warga diminta untuk tetap berada di lokasi aman dan mengikuti instruksi pihak berwenang. Selain itu, pemerintah daerah juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan warga, termasuk menyiapkan tempat tinggi darurat, menyimpan stok makanan, dan menjaga keluarga tetap aman selama kondisi banjir berlangsung.



Rekaman video lapangan memperlihatkan arus banjir deras menghantam pemukiman, warga bertahan di atas atap seng dan pohon, serta puing-puing terbawa arus yang deras. Kejadian ini menjadi gambaran nyata bencana banjir ekstrem di Sumatera Utara, yang tidak hanya mengancam keselamatan warga tetapi juga kebutuhan dasar mereka sehari-hari. Warga yang selamat berharap bantuan segera datang dan situasi dapat kembali normal, sementara pihak berwenang terus berupaya meminimalisir dampak lanjutan dari bencana ini.


Sumber: beritaserbaada.web.id

Post a Comment