Aksi Bripda G Pukuli Pengendara Viral, Ternyata Polda Sumut Ungkap Riwayat Gangguan Kejiwaan

Table of Contents

 Tayang: Jumat, 21 November 2025 20:00 WIB  Baca tanpa iklan

Editor: Amanda Putri

Aksi pemukulan yang dilakukan anggota polisi berinisial Bripda G terhadap seorang pengendara motor di depan Markas Polda Sumatera Utara, Medan, menjadi sorotan publik setelah videonya viral di berbagai platform media sosial. Rekaman yang diambil warga pada 18 November 2025 memperlihatkan momen ketika Bripda G mendekati pengendara berinisial ALP dan memukulnya di area terbuka yang ramai dilintasi kendaraan.


Dalam video tersebut, ALP tampak tidak melakukan perlawanan saat beberapa pukulan diarahkan kepadanya. Warga yang berada di lokasi mencoba menengahi, namun tindakan agresif Bripda G membuat suasana semakin memanas. Akibat insiden tersebut, ALP mengalami luka lecet, luka robek di sela jempol dan telunjuk, serta memar di bawah mata kiri.


Viralnya video ini memicu gelombang reaksi dari masyarakat. Banyak netizen mengecam tindakan pemukulan itu sebagai bentuk penyalahgunaan kewenangan, apalagi dilakukan oleh anggota kepolisian yang seharusnya memberikan perlindungan. Kolom komentar berbagai unggahan dipenuhi kritik terhadap cara Bripda G menangani situasi.


Menanggapi viralnya rekaman tersebut, Polda Sumut memberikan pernyataan resmi bahwa Bripda G memiliki riwayat skizofrenia paranoid dan sudah lama menjalani pengobatan. Pihak kepolisian menegaskan bahwa tindakan yang terekam dalam video tidak mewakili institusi, dan memastikan bahwa Bripda G kini sedang menjalani observasi di rumah sakit jiwa sebagai bagian dari prosedur penanganan medis.


Pernyataan itu menimbulkan reaksi yang beragam. Sebagian publik mempertanyakan bagaimana anggota dengan gangguan kejiwaan masih ditempatkan di lingkungan yang memungkinkan interaksi langsung dengan masyarakat. Mereka menyoroti pentingnya evaluasi psikologis secara berkala untuk memastikan keselamatan warga maupun anggota lainnya di lapangan.


Kolom komentar di media sosial turut dipenuhi kritik keras. Salah satu komentar yang banyak disorot berbunyi, “Kalau nggak megang pistol, udah habis itu di massa kan,” yang menggambarkan keresahan masyarakat mengenai ketimpangan kekuasaan antara aparat dan warga sipil. Ada pula komentar yang mempertanyakan kebijakan institusi, seperti, “Kok nggak dipecat aja sih dari kepolisian, udah tahu punya sakit jiwa,” memperlihatkan luapan kekecewaan publik.


Hingga saat ini, video tersebut masih ramai dibagikan dan menjadi perbincangan terkait pentingnya sistem pengawasan kesehatan mental di tubuh kepolisian. Publik menantikan langkah lanjutan dari Polda Sumut dan berharap kejadian ini menjadi momentum evaluasi serius agar tindakan kekerasan seperti ini tidak terulang.


Sumber: beritaserbaada.web.id

Post a Comment