Pertalite Dijual Rp50 Ribu per 1,8 Liter di Deli Serdang, Warga Keluhkan Harga Tak Wajar

Table of Contents

 Tayang: Minggu, 7 Desember 2025 18:21 WIB  Baca tanpa iklan


Pertalite Dijual Rp50 Ribu per 1,8 Liter di Deli Serdang, Warga Keluhkan Harga Tak Wajar

eye icon 93,652 views



Di Kabupaten Deli Serdang, polemik penjualan Pertalite dengan harga mencapai Rp50 ribu per 1,8 liter memicu perhatian publik. Fenomena ini muncul di sejumlah titik penjualan eceran yang memanfaatkan tingginya permintaan serta panjangnya antrean di SPBU pada beberapa hari terakhir. Warga mengaku terkejut karena selisih harga yang jauh dari ketentuan resmi, sehingga menimbulkan keresahan terkait keadilan distribusi dan mekanisme pengawasan bahan bakar bersubsidi.


Pedagang eceran yang menjual BBM dengan harga tinggi berdalih bahwa biaya tersebut sebanding dengan “kemudahan” yang mereka tawarkan kepada pembeli. Mereka menyebutkan bahwa pembeli tidak perlu lagi menunggu berjam-jam di SPBU, terutama pada saat kendaraan mengular hingga ratusan meter. Namun, alasan tersebut mendapatkan respons beragam dari masyarakat, karena sebagian menilai pedagang memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan berlebih di tengah ketidakpastian distribusi BBM.


Di sisi lain, warga mempertanyakan sumber pasokan Pertalite yang dimiliki pedagang dalam jumlah yang cukup besar. Kekhawatiran muncul bahwa sebagian oknum mungkin melakukan praktik pengisian berkali-kali dengan memodifikasi tangki kendaraan atau menggunakan jeriken yang tidak diizinkan. Selain menimbulkan risiko keselamatan, hal ini dinilai dapat memicu ketimpangan distribusi dan menambah kesulitan bagi warga yang ingin membeli BBM secara resmi di SPBU.


Kondisi tersebut mendorong aparat kepolisian serta otoritas terkait untuk menaruh perhatian lebih serius. Penjualan eceran dengan harga yang melebihi batas wajar dianggap sebagai penyimpangan, terutama karena Pertalite merupakan jenis BBM bersubsidi yang penggunaannya sudah memiliki aturan jelas. Pihak kepolisian menegaskan bahwa mereka tidak akan ragu memberikan tindakan kepada penjual yang terbukti menjual BBM secara ilegal, termasuk yang memanfaatkan situasi dengan menaikkan harga secara berlebihan.


Sementara itu, pengamat kebijakan energi menilai bahwa persoalan ini bukan hanya soal pedagang eceran, tetapi juga mencerminkan adanya ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan di lapangan. Ketika suplai BBM belum sepenuhnya stabil, kondisi seperti antrean panjang dan kelangkaan lokal mudah dimanfaatkan oleh pihak tertentu. Karena itu, mereka mendorong agar pengawasan distribusi ditingkatkan, khususnya pada masa-masa ketika permintaan meningkat tajam.


Warga berharap agar pemerintah daerah dan pihak Pertamina segera melakukan langkah korektif untuk mengontrol harga sekaligus memastikan ketersediaan BBM di SPBU. Mereka menilai bahwa akses terhadap bahan bakar bersubsidi seharusnya mudah, terjangkau, dan tidak dipersulit oleh mekanisme distribusi yang tidak konsisten. Banyak warga yang merasa dirugikan karena terpaksa membeli di eceran dengan harga tinggi demi memenuhi kebutuhan mobilitas sehari-hari.


Hingga kini, situasi penjualan Pertalite dengan harga tidak wajar tersebut masih dalam pemantauan pihak berwenang. Berbagai pihak mengharapkan adanya tindakan nyata untuk menertibkan pedagang eceran yang menjual jauh di atas harga resmi, sekaligus memberikan rasa aman bagi masyarakat. Dengan langkah pengawasan yang lebih tegas dan distribusi yang lebih stabil, diharapkan kejadian serupa tidak terus berulang dan masyarakat dapat memperoleh BBM sesuai ketentuan pemerintah.

Sumber: beritaserbaada.web.id

Post a Comment